*~Ada apa dengan tulisanmu?
tanya sang bijak padaku
tidak ada___jawabku
: aku hanya jenuh menulis....tambahku
Ya___________
jawab sang bijak sambil menatap sang waktu
~*
tanya sang bijak padaku
tidak ada___jawabku
: aku hanya jenuh menulis....tambahku
Ya___________
jawab sang bijak sambil menatap sang waktu
~*
Ø Puisi..
bukan untuk di kagumi..
tapi untuk dimengerti..
sebagai curahan inspirasi..
puisi..
bukan untuk dipuji..
tapi untuk dipahami..
sebagai ungkapan kata hati..
bukan untuk di kagumi..
tapi untuk dimengerti..
sebagai curahan inspirasi..
puisi..
bukan untuk dipuji..
tapi untuk dipahami..
sebagai ungkapan kata hati..
Ø Tak pernah lelah ku memuji..
sang pencipta alam ini..
yang tak pernah berhenti..
memberi kesejukan jiwa ini..
dikala angin malam ini..
terasa dingin menyentuh hati..
sang pencipta alam ini..
yang tak pernah berhenti..
memberi kesejukan jiwa ini..
dikala angin malam ini..
terasa dingin menyentuh hati..
Ø Sederhananya bentang langit kokoh
menjulang tak pernah bertopang tihang ataupun pasak.
Begitu juga hidup seutuhnya, tak semesti memiliki namun saling berterikatan.
Hidup yang semestinya seperti putaran roda bumi, berputar stabil dan pasti terus berputar hingga semesti semua terhenti.
Tak perlu bertopang karena dada kita telah disanggupiNya untuk menopang.
Tak perlu berpasak, sebab sebab semua memang telah di telaahNya..,
Dan Dialah yang MAHA TAHU atas segala apa yang akan dan pernah ada pada kehidupan kita.
Begitu juga hidup seutuhnya, tak semesti memiliki namun saling berterikatan.
Hidup yang semestinya seperti putaran roda bumi, berputar stabil dan pasti terus berputar hingga semesti semua terhenti.
Tak perlu bertopang karena dada kita telah disanggupiNya untuk menopang.
Tak perlu berpasak, sebab sebab semua memang telah di telaahNya..,
Dan Dialah yang MAHA TAHU atas segala apa yang akan dan pernah ada pada kehidupan kita.
Ø Rasaku hadir dipenghujung asa..
kala mentari pergi berganti senja..
entah sampai kapan aku menantinya..
dia yang selama ini mempesona jiwa..
hadirkan kisah dalam balutan aksara..
menggores hati dengan sentuhannya..
yang terasa lembut menggugah sukma..
seakan ingin terbang bersamanya..
menuju keabadian cinta..
kala mentari pergi berganti senja..
entah sampai kapan aku menantinya..
dia yang selama ini mempesona jiwa..
hadirkan kisah dalam balutan aksara..
menggores hati dengan sentuhannya..
yang terasa lembut menggugah sukma..
seakan ingin terbang bersamanya..
menuju keabadian cinta..
Ø Secangkir kopi
menyisakan aroma pagi
------Setelah sebelumnya didalam perasaan malam,
aku sembunyi diam-diam
..
menyisakan aroma pagi
------Setelah sebelumnya didalam perasaan malam,
aku sembunyi diam-diam
..
Ø Mengapa harus bertanya,,
ketika lelah hadir menyapa,,
serupa hembusan angin yang hampa,,
tanpa kata penghibur rasa,,
lalu hilang dalam sekejap saja,,
ketika lelah hadir menyapa,,
serupa hembusan angin yang hampa,,
tanpa kata penghibur rasa,,
lalu hilang dalam sekejap saja,,
Ø Nyataku berpadu denganmu
Menganyam kasih dengan bahan rindu
Mengaromakan suasana dengan senyum gelak tawa
Merangkum kisah dalam sebuah jeda
: Kamu.......
~*
"Just_for_you"
Menganyam kasih dengan bahan rindu
Mengaromakan suasana dengan senyum gelak tawa
Merangkum kisah dalam sebuah jeda
: Kamu.......
~*
"Just_for_you"
Ø Dan sunyi,,,,,,,,,,,,,,,
Seperti airmata yang menetes sembunyi-sembunyi
Dari sudut mata seorang laki-laki
..........
Seperti airmata yang menetes sembunyi-sembunyi
Dari sudut mata seorang laki-laki
..........
Ø Siapa kepada diam, berbicara kepada palang
pintu yang memang diam. Siapa dan dimana, tak ada yang pasti dan tak pernah ada
jawabnya.
..
Serumpun, menanam benih yang sama namun tumbuh kembang selalu tak mengikat muasal.
Merumpun, berkerumun dan berselancar pikir namun terbeku ingatan..
..
Rekahlah luka
Rekalah luka
ada dan tiada tak pernah ada
Dan semua hanya konotasi pengaturan nada..
..
Serumpun, menanam benih yang sama namun tumbuh kembang selalu tak mengikat muasal.
Merumpun, berkerumun dan berselancar pikir namun terbeku ingatan..
..
Rekahlah luka
Rekalah luka
ada dan tiada tak pernah ada
Dan semua hanya konotasi pengaturan nada..
Ø Arah mata angin aku berlari . . .
Di bawah langit yang sama, tapi tetap terasa jauh.... Akankah rindu ini tetap menjadi sebuah tanya? Dan akankah bahagia itu akan menjadi milik kita...
Karena hanya padamulah
Semua rasa ini bermuara
Jangan pernah kau ragu atas rasaku padamu
~*
"just_for_you"
Di bawah langit yang sama, tapi tetap terasa jauh.... Akankah rindu ini tetap menjadi sebuah tanya? Dan akankah bahagia itu akan menjadi milik kita...
Karena hanya padamulah
Semua rasa ini bermuara
Jangan pernah kau ragu atas rasaku padamu
~*
"just_for_you"
Ø Aku bukanlah sesiapa
aku bukan kamu, dia atau juga mereka
aku hanya seseorang yang berjuang untuk keberlangsungan hidup mereka
selama aku merasa benar dalam langkah yang ku ambil
aku akan terus berjuang
hingga batas waktuku....
aku bukan kamu, dia atau juga mereka
aku hanya seseorang yang berjuang untuk keberlangsungan hidup mereka
selama aku merasa benar dalam langkah yang ku ambil
aku akan terus berjuang
hingga batas waktuku....
Ø Ketika air mata yang berbicara..
hati seakan terdiam tanpa kata..
hanya bisa berdoa disisa asa..
berharap bahagia itu hadir seketika..
menyejukkan jiwa yang merana..
hati seakan terdiam tanpa kata..
hanya bisa berdoa disisa asa..
berharap bahagia itu hadir seketika..
menyejukkan jiwa yang merana..
Ø Cinta..
bukan sekedar ucapan kata..
sebagai pemanis diri saja..
cinta..
datang tak terduga..
perginya pun tak terkira..
cinta tanpa rasa..
bagai harapan yang hampa..
demi satu kata "SETIA"..
bukan sekedar ucapan kata..
sebagai pemanis diri saja..
cinta..
datang tak terduga..
perginya pun tak terkira..
cinta tanpa rasa..
bagai harapan yang hampa..
demi satu kata "SETIA"..
Ø Ketika sunyi menjilati diri
terbayang seraut wajah dari masa silam
yang telah merajut lara dalam pinggan saji
meremuk redam benci terkuliti
engkau sampah dari serpihan berita usang
berpalang terpisah pada paragraf basi
senyalir tuan berdada busung
lupa letak isi diri
: mati suri
terbayang seraut wajah dari masa silam
yang telah merajut lara dalam pinggan saji
meremuk redam benci terkuliti
engkau sampah dari serpihan berita usang
berpalang terpisah pada paragraf basi
senyalir tuan berdada busung
lupa letak isi diri
: mati suri
Ø mengeja waktu
tanpa ragu
menghitung hari
tanpa henti
dikala rindu
menjamah hatimu
dengan sentuhan pasti
hingga akhir nanti
tanpa ragu
menghitung hari
tanpa henti
dikala rindu
menjamah hatimu
dengan sentuhan pasti
hingga akhir nanti
Ø Ketika rasa itu hilang
Tinggal masa yang terkenang
Dan bayangmu perlahan mulai menghilang
Pada masa yang terbilang
Dan aku....
Aku masih di sini
Mencoba merangkai kisah yang baru
Agar kosong kembali terisi
dan mungkin bersama seseorang yang baru
Tinggal masa yang terkenang
Dan bayangmu perlahan mulai menghilang
Pada masa yang terbilang
Dan aku....
Aku masih di sini
Mencoba merangkai kisah yang baru
Agar kosong kembali terisi
dan mungkin bersama seseorang yang baru
Ø Kegelapan..
seakan sirna..
oleh perasaan..
keangkuhan..
luluh seketika..
oleh kesederhanaan..
pribadi apa adanya..
bijak dan bersahaja..
santun dalam berucap kata..
rendah hati dalam menyikapi..
sabar dalam menjalani..
intisari kehidupan ini....
seakan sirna..
oleh perasaan..
keangkuhan..
luluh seketika..
oleh kesederhanaan..
pribadi apa adanya..
bijak dan bersahaja..
santun dalam berucap kata..
rendah hati dalam menyikapi..
sabar dalam menjalani..
intisari kehidupan ini....
0 comments:
Post a Comment